PARAWARTA.com – Trauma masih dirasakan oleh orang tua dari tiga anak yang menjadi korban amukan massa. Untuk menghindari masalah berkepanjangan, warga mendesak kepala desa dan aparat penegak hukum bertindak adil dan menyelesaikan persoalan yang terjadi pada Sabtu (7/9) lalu.
Ketiga kepala desa kemudian memberikan pernyataan tertulis yang disampaikan melalui rekaman video yang dibagikan kepada media. Dalam video tersebut, mereka menegaskan bahwa ketiga anak yang terlibat bukanlah pelaku pencurian.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Saya Asep Suhendar, Kades Cibeuteung Muara, saya Hasanudin, Kades Cibentang, dan saya Mudari mewakili Kades Kuripan. Kami ingin menegaskan bahwa anak-anak bernama Muhammad Ibja Ramadhan, Ahmad Fauzan, dan Arjo, yang sebelumnya viral di masyarakat, bukanlah pelaku pencurian. Sekali lagi, mereka bukan pelaku maling. Semoga ini menjadi pelajaran agar kita selamat dunia dan akhirat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,” demikian pernyataan ketiga kades dalam video yang diterima pada Kamis (11/9).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ketiga anak yang masih berusia belasan tahun tersebut diteriaki maling oleh warga Kampung Cileley pada malam Minggu (7/9). Mereka kemudian melarikan diri dan tertahan di Kampung Cibogo, Desa Cibentang.
Para pemuda Kampung Cibogo, khawatir terjadi amukan massa dari warga Kampung Cileley, lalu berinisiatif menyerahkan ketiga anak tersebut kepada polisi dari Polsek Parung, Kabupaten Bogor.
Sementara itu, Arief Rochmawan, anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi Partai Gerindra, meminta masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dan menghindari tindakan main hakim sendiri.
“Kita adalah masyarakat berbudaya timur yang taat beragama. Jangan mudah terpancing emosi dan main hakim sendiri. Kabupaten Bogor adalah daerah sejuta ulama dan sejuta kebaikan. Jauhi perbuatan setan. Kita adalah masyarakat Bogor yang istimewa menuju Kabupaten Bogor yang gemilang,” jelas Arief Rochmawan.